Posted by PT. Solid Gold Berjangka on Saturday 22 October 2016
Di samping inovatif, AR Group telah meluncurkan unit keduanya (setelah AR&Co) yaitu DAV (Digital Avatar) yang memungkinkan konsumen untuk berinteraksi dengan berbagai produk di ribuan gerai retail. DAV dapat menampilkan konten di setiap kemasan. Dengan teknologi ini, jarak antara brand dengan konsumen bisa lebih dekat.
Mungkin 10 tahun yang lalu, tak pernah terbayangkan oleh Anda akan ada sebuah iklan properti yang diterbitkan media cetak bisa berubah menjadi gambar 3D yang hidup, dan terlihat nyata? Atau ketika Anda mendekatkan sebuah produk ke mesin digital, lalu informasi produk dalam bentuk tampilan virtualnya keluar. Sekarang semua itu telah terjadi, oleh teknologi yang dikenal dengan AR tersebut.
“DAV berdiri setahun lalu berdasarkan interactive reality. Teknologi ini membuat engagement antara brand dan konsumen tanpa ada batasan. Sehingga bisa menyasar konsumen dengan lebih tepat,” kata Daniel Surya, CEO AR Group.
DAV, sebagai media placement, kini telah beredar di Alfamart, Alfamidi, hingga Lawson kawasan Jakarta Barat. Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi dalam strategi pemasaran adalah pemanfaatan teknologi augmented reality dalam bentuk iklan kreatif (creative advertisement).
Munculnya AR di Indonesia tak bisa dilepaskan dari peran AR Group, sebuah perusahaan pertama di Indonesia yang mengembangkan teknologi AR. Mereka telah melayani puluhan klien yang mengagumi teknologi AR untuk menceritakan brand image mereka yang lebih inovatif dan menarik.
DAV membuat siapapun dapat berinteraksi dengan produk yang telah bekerjasama dengan AR&Co. “DAV dapat diisi dengan permainan dengan produk terkait. Selain itu, DAV juga mampu memberika data statistik, seperti jumlah orang yang berinteraksi dengan produk tertentu atau berapa orang yang membeli produknya,” ungkap Daniel terkait kegunaan DAV.
LeEco Pamer Konsep Mobil Listrik Pintar di AS | PT Solid Gold Cabang Makassar
"Lingkungan kita semakin parah, saya ingin mengembalikan kondisi menjadi lebih baik dengan membuat mobil pintar listrik," ungkap Yueting Jia, CEO LeEco, di San Francisco, California, AS, baru-baru ini,
Dalam presentasinya, LeEco menyampaikan faktor lingkungan menjadi salah satu tujuan di balik mobil pintar listrik: "Say farewell to smog, for the sky is supposed to be blue," tulis perusahaan tersebut.
LeEco bekerjasama dengan Faraday Future --startup kendaraan listrik-- yang akan memperkenalkan kendaraan produksi pertamanya di ajang Consumer Electronics Show (CES) 2017 di Las Vegas, Nevada, AS, pada Januari mendatang.
Yueting Jia mengemukakan bahwa awalnya ia ingin muncul di panggung peluncuran dengan mengendarai mobil pintar tersebut, namun sayangnya rencana itu kandas karena ada kendala saat akan membawa mobil itu ke San Francisco. Alhasil, dia masuk ke panggung yang berbentuk layaknya catwalk di peragaan busana dengan berlari.
Michael Bay, sutradara film Transformers, sempat muncul bersama mobil LeSee Pro dalam video yang ditayangkan di San Francisco. LeSee Pro menjadi salah satu produk yang dipamerkan LeEco dalam acara yang menandakan debutnya di pasar AS.
Prototipe mobil pintar listrik itu dilengkapi fitur hiburan LeMusic yang berisi koleksi playlist lagu yang tersinkronisasi dengan seluruh perangkat pintar, LeMovie untuk menonton konten seperti film dan program televisi, serta LeWork yang membuat pengguna terhubung dengan internet.
Resmi memasuki pasar AS, perusahaan teknologi China LeEco memamerkan LeSee Pro, prototipe mobil pintar bertenaga listrik yang digunakan dalam syuting film terbaru Transformers.
Solid Gold