Posted by PT. Solid Gold Berjangka on Monday 21 November 2016
Pada pertandingan di San Siro, Senin (21/11/2016) dinihari WIB, Milan ditahan imbang Inter 2-2. Laga bergulir menarik dengan kedua tim saling bergantian mencetak gol. "Tim sudah tampil bagus. Kami cuma tampil terlalu dalam pada 20 menit terakhir dan membiarkan Inter mencetak gol," ucap dia.
Dengan hasil imbang tersebut, Milan tetap berada pada posisi ketiga klasemen Serie A dengan perolehan 26 poin dari 13 laga. Inter menempati posisi kesembilan dengan 18 poin.
Suso membuat Milan unggul 1-0 lebih dulu pada babak pertama. Tapi kemudian Milan kebobolan oleh gol Antonio Candreva pada menit ke-53, skor pun imbang 1-1. Milan kembali memimpin setelah Suso mencetak gol lagi pada menit ke-58. Tapi kemenangan Milan dibatalkan gol Ivan Perisic pada injury time.
"Saya ingin mendapatkan kesempatan dan Sinisa Mihajlovic cuma memberi saya sekali tampil. Cukup buruk, kan? Saat dipinjamkan ke Genoa saya menunjukkan bukti kepada publik kalau saya layak di Milan," kata Suso seperti dikutip Football Italia.
"Kami ada pada jalur yang tepat, tapi jalan masih panjang," ujar Suso.
Suso senang dengan dua gol yang diceploskan, meski kurang puas dengan hasil imbang. Laga itu memang dianggapnya sebagai tantangan tersendiri buat dia. Bukan cuma untuk menambah koleksi poin bagi Milan, tapi dia bertekad bikin pembuktian. Bahkan, pemain Spanyol itu sempat membuat nazar bakal jalan kaki dari stadion ke rumah jika Milan bikin kemenangan.
"Kami tidak menang, so saya tak jadi jalan kaki saat pulang. Bikin brace itu awalnya seperti misi yang tak mungkin tapi ternyata saya berhasil membuatnya. Meskipun pada akhirnya kami tetap meraih hasil imbang, ya.
Selain dua gol itu, Whoscored mencatat Suso yang turun penuh membuat 52 sentuhan bola, tiga kali peluang dan persentase passing mencapai 81%. Suso berhasil menciptakan panggungnya sendiri dalam Derby Milan. Itu dibuatnya dengan mencetak dua gol sepanjang laga.
Putra Eks Pemain Barcelona Diserang Suporter Klub Swedia | Solid Gold
Pihak keamanan tidak dapat berbuat banyak untuk mencegah fans memasuki lapangan. Jumlah mereka kalah banyak dibandingkan dengan penonton yang memaksa masuk ke lapangan.
Fans yang berharap Helsingborg dapat memenangkan pertandingan menjadi marah. Beberapa di antaranya nekat memasuki lapangan seusai laga berakhir. Mereka melucuti dan merobek seragam tim yang dikenakan Jordan. Pemuda 19 tahun itu seakan dianggap gagal memenuhi ekspektasi fans yang berharap besar kepadanya.
Bahkan, beberapa suporter berlarian ke arah striker Jordan Larsson, yang notabene adalah anak dari pelatih Helsingborg sekaligus eks penyerang FC Barcelona, Henrik Larsson.
Beberapa di antaranya melemparkan sejumlah barang dan menyalakan cerawat. Kekalahan 1-2 ini memastikan Helsingborg terdegradasi dari Divisi Utama Swedia, Allsvenskan, ke Superettan. Pada leg pertama, Helsingborg hanya mampu meraih hasil imbang 1-1 melawan Halmstad.
Kekalahan 1-2 atas Halmstad pada leg kedua play-off degradasi Liga Swedia, memastikan terdegradasinya Helsingborg. Hal ini memicu amarah dari fans yang memadati Stadion Olympia, Minggu (20/11/2016).
Solid Gold