Posted by PT. Solid Gold Berjangka on Monday 21 November 2016
Menurut Futurism, hal tersebut diungkapkan oleh Hawking pada sebuah kuliah terbuka di University of Cambridge baru-baru ini. Hawking juga mengatakan satu-satunya cara agar manusia dapat selamat adalah dengan membuat koloni di planet lain.
Terakhir, Hawking mendeskripsikan tahun 2016 sebagai tahun yang "nyaman". Hal tersebut dikarenakan minimnya tingkat konflik jika dibandingkan dengan awal hingga pertengahan tahun 1900-an, saat Perang Dunia I dan II terjadi.
Trik Ciptakan Suasana Nyaman Agar Keluarga Betah di Rumah "Kita harus segera pergi ke planet lain jika manusia ingin selamat," ujar Hawking. "Saya rasa manusia tidak akan bertahan dalam kurun waktu 1000 tahun ke depan."
Dalam kuliah terbukanya, Hawking mengatakan dalam satu dekade ke depan adalah masa kritis bagi umat manusia. Ilmuwan fisika Stephen Hawking memperkirakan umur manusia di Bumi hanya tinggal 1000 tahun lagi.
Jika dalam 100 tahun tersebut manusia belum mulai mencoba untuk membuat koloni di planet lain, maka kemungkinan manusia untuk punah akan semakin besar. Hal tersebut menurut Hawking dikarenakan pengembangan koloni di planet lain butuh waktu ratusan tahun dan usaha yang sangat besar.
Hawking yang juga dikenal sebagai salah satu sosok paling cerdas di dunia saat ini juga pernah memberikan pernyataan kontroversial sebelumnya.
Hawking juga memperingatkan agar manusia bisa segera bersatu untuk mencapai tujuan bersama. Hal tersebut dikarenakan untuk menjadi spesies antar planet, manusia harus saling bekerja sama dan menghilangkan perbedaan serta konflik karena bahaya yang dihadapi akan jauh lebih besar.
Pada saat itu, Hawking mengkritik pengembangan kecerdasan buatan yang gencar digalakkan oleh berbagai perusahaan teknologi seperti IBM dan Google. Hawking berpendapat kecerdasan buatan harus dibuat dengans angat hati-hati atau akan menghancurkan umat manusia.
Tahun Depan, 6.296 Guru Garis Depan Jadi PNS | PT Solid Gold Berjangka
”Kriteria penempatannya adalah daerah terdepan, terluar, dan tertinggal,’’ kata Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sumarna Surapranata di Jakarta, akhir pekan lalu. Ia menjelaskan, penentuan formasi GGD dimulai dari potret perencanaan kebutuhan pegawai negeri.
Pranata menyebut, kuota GGD naik enam kali lipat dari tahun lalu. “Pada 2015 hanya ada 798 GGD untuk ditempatkan di 28 kabupaten,” sebutnya. Dalam kesempatan itu, Pranata menyatakan bahwa pemerintah tidak bisa begitu saja mengangkat semua GGD menjadi PNS karena ada faktor belanja pegawai.
Untuk diketahui, para guru garis depan ini hanya menerima 80 persen dari gaji pokok saat masih menjadi CPNS. Namun, mereka langsung mendapatkan Tunjangan Profesi Guru dan Tunjangan Daerah Khusus dengan nilai masing-masing satu kali gaji.
“Banyak daerah yang belanja pegawainya sudah over, sehingga tidak bisa begitu saja mengangkat guru,” jelas Pranata. Pengangkatan peserta GGD menjadi PNS sebenarnya sudah dapat dilakukan tahun ini, karena seluruh rangkaian seleksi sudah selesai.
Sebanyak 6.296 Guru Garis Depan (GGD) bakal resmi menyandang status pegawai negeri sipil (PNS) mulai 1 Januari 2017. Para GGD ini akan disebar ke 93 kabupaten yang masuk kategori daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) di seluruh Indonesia.
Namun atas pertimbangan anggaran, pengangkatan mereka baru dapat dilakukan tahun depan. “SK TMT (tanggal mulai tugas) CPNS GGD keluar 1 Januari 2017,” tegas Pranata. Saat ini proses pemberkasan dibuat lebih ringkas untuk memudahkan para guru yang akan ditugaskan di daerah khusus tersebut.
Pranata mengatakan, pengangkatan dan penempatan guru di daerah 3T tersebut masih belum dapat memenuhi kebutuhan guru yang sesungguhnya. Namun karena keterbatasan anggaran, maka hanya 6.296 guru itu saja yang bisa diangkat.
Lalu potret tersebut disampaikan ke daerah, sehingga daerah bisa menyusun kebutuhan riil guru yang dibutuhkan. Kebutuhan tersebut lalu disampaikan ke Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) agar bisa dianalisis dengan kebutuhan fiskal.